17 August 2008

TAHU VERSUS ENGGAK TAHU

Sebenarnya, munculnya ide menulis mengenai judul diatas karena kebingungan saya melihat perilaku masyarakat kita yang kembali lagi ke zaman Jahiliyah dulu. Hanya saja pada zaman jahiliyah dahulu, manusia memang enggak mengenal hukum. Atau enggak tahu hukum. Tapi sekarang, perilaku jahiliyah kembali muncul atau istilah kerennya dibilang jahiliyah modern. Masyarakat disini mereka mengerti hukum (Tahu Hukum), tapi tetap melakukan pelanggaran hukum tersebut.
Lalu, Apakah beda hukuman bagi mereka yang tahu dengan yang enggak tahu. Ya, jelas beda dong !!! Bahkan bukan hanya hukuman, pahala juga demikian. Berbeda jauh antara mereka yang melaksanakan ibadah yang didasarkan pengetahuan dengan yang melaksanakan ibadah yang tidak didasarkan ilmu pengetahuan. Jadi enggak usah heran kalau tidurnya orang yang berilmu sama dengan sholat semalaman suntuk bagi orang yang enggak berilmu.
Saya kasih gambaran ya? Misalnya kita sebagai orang tua, bila melihat anak kita yang masih kecil melakukan kesalahan, tentu masih kita maafkan, karena ketidakmengertian mereka. Tetapi mungkin, kita tidak bisa menerima bila anak tersebut melakukannya berkali-kali padahal sudah dilarang. Bahkan terkadang, cubitan atau hukuman akan diterapkan pada anaknya. Lalu, bagaimana hukuman bagi manusia yang tahu hukum, melanggar hukum tersebut ?
Kembali ke perilaku jahiliyah, kalau zaman jahiliyah dahulu anak perempuan dikubur hidup-hidup oleh ayah kandungnya sendiri. Tetapi zaman jahiliyah sekarang anak perempuan diperkosa hidup-hidup oleh ayah kandungnya. Jahiliyah dahulu pertunjukkan aurat dan goyang pinggul hanya terbatas mereka yang sudah dewasa, tetapi jahiliyah sekarang, anak-anak dan orang tuanya ikut-ikutan nonton di depan TV. Jahiliyah dahulu mereka menyembah berhala, tetapi jahiliyah sekarang menyembah partai, kekuasaan, uang dan wanita. Dan banyak lagi kebobrokan moral yang terjadi pada jaman sekarang. Kalau hal tersebut terus berkembang, sulit untuk diramalkan akan jadi apa negeri kita ini !!!
Lalu, bagaimana jalan keluarnya ? Kalau mengharap pemerintah percuma saja deh, sudah lebih dari 58 tahun kita merdeka, tapi usaha untuk memperbaiki moral anak bangsa sangat sedikit sekali. Bahkan akhlak manusia sekarang semakin parah. Tiada hari tanpa korupsi, penindasan, pembunuhan, perampokan, perkosaan, dan lain sebagainya. Pemerintah hanya sibuk mengurus teroris-teroris, pemilu, penggusuran masyarakat kecil, cari hutang tambahan, menjual asset Negara, mengumpulkan dana untuk memenangkan pemulu dan lain sebagainya. Terus, kalau mengharap ulama, juga sedikit hasilnya. Bisa dihitung lho berapa orang ulama yang memiliki keikhlasan hatinya dalam mendakwahkan kebaikan ? Lebih banyak yang sibuk mengurus pencalonan untuk caleg dan juga yang sibuk menghitung-hitung uang hasil ceramah dan dakwah di berbagai tempat. Belum lagi jumlah penduduk yang semakin padat, tidak sebanding dengan jumlah ulama yang semakin sedikit.
Jadi begini saja, karena kita enggak bisa mengharapkan mereka-mereka yang seharusnya bertanggung jawab terhadap bangsa ini, lebih baik kita memperbaiki diri kita dulu, kemudian memperbaiki keluarga kita, kemudian memperbaiki lingkungan kita, kemudian pada akhirnya semoga Allah SWT membimbing kita terus, hingga kita bisa memperbaiki seluruh umat Muslim di Dunia …. Amin. Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang ? Belajar, iyap…. Belajar !!! Ingat, ayat pertama sekali turun mengenai Iqra’, yaitu tuntutan dari Allah agar nabi Muhammad mau membaca. Membaca segala sesuatu mengenai alam ini. Makna membaca disini, bukan berarti sekedar hanya mempelototi buku-buku, tetapi selain daripada itu kita juga harus merenungi setiap masalah yang kita baca, terutama Al-Qur’an dan mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari dengan berpedoman pada sunah Rasulullah Saw. Dengan membaca, banyak manfaat yang akan kita peroleh. Dan manfaat yang utama adalah kekayaan hati karena dengan banyak membaca kita akan lebih mengetahui apa tujuan kita hidup di bumi ini. Untuk memulai pekerjaan membaca ini, terlebih dahulu kita harus memiliki kejernihan dalam berpikir. Hilangkan semua sifat angkuh dan takabur. Sifat angkuh yang muncul walaupun kecil, akan merusak diri kita sendiri. Keangkuhan menyebabkan pelecehan terhadap ayat-ayat Allah. Ingat, manusia hanya mengetahui sedikit, Allah-lah yang Maha Mengetahui. Oleh karena itu, cobalah hargai pendapat-pendapat orang lain melalui tulisan-tulisan ataupun buku-buku yang diterbitkan, terutama buku-buku agama.
Kemudian, setiap ilmu yang kita peroleh, cobalah kita sampaikan kepada orang lain. Sampaikanlah kalimat-kalimat Allah walaupun satu ayat. Insya Allah, bila kita sering praktekkan hal ini, Allah akan menambahkan ilmu pengetahuan kepada kita. Dan bila hal ini berlangsung terus menerus, kita juga bisa mendakwahkan kalimat-kalimat Allah tersebut melalui tulisan-tulisan. Sangat besar sekali manfaat yang akan kita peroleh, selain menambah pahala-pahala kita baik semasa hidup maupun setelah mati. Karena menurut suatu hadist yang pernah saya baca, hanya ada 3 hal yang pahalanya mengalir terus-menerus tanpa putus, yaitu pertama, Anak yang sholeh yang selalu mendoakan orang tuanya, kedua, sedekah dan ketiga yaitu ilmu yang bermanfaat. Dan tentu saja, apabila tulisan tersebut kita sampaikan ke suatu harian Koran, dan dimuat, anda akan memperoleh pendapatan yang cukup menarik. Menurut informasi yang saya peroleh dari beberapa redaksi harian, peroleh pendapatan untuk setiap tulisan bervariasi, mulai dari Rp. 200.000,- hingga Rp. 1.000.000,- per tulisan. Lumayan kan. Tetapi bukan ini tujuan utamanya lho. Niatkan segala sesuatu karena Allah Swt, dan mulailah segala sesuatu juga dengan Bismillah. Dan jangan lupa sisihkan juga pendapatan tersebut untuk zakat atau sedekah agar harta yang diperoleh akan berkah Dengan uang tersebut, kita juga bisa menambah koleksi perpustakaan pribadi dirumah kita.
Ada banyak toko buku atau majalah-majalah yang bernuansa Islam yang terbit dihampir setiap kota besar di Indonesia, seperti Toko Buku Wali Songo, Gramedia, dan lain-lain. Juga kalau mau yang gratisan, bisa kita ambil melalui website-website Islami yang ada di internet. Bahkan bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan uang yang mencukupi, bisa mencari alternatif lain seperti pinjam kepada teman atau menjadi anggota perpustakaan wilayah yang ada di kota masing-masing. Menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi umat muslim.
Untuk tahap awal, pelajari dulu mengenai konsep iman, itu lho masalah Syahadat, yang menjadi pondasi dasar umat Islam. Apa makna Syahadat, maksudnya bukan artinya. Kalau artinya sih anak kecilpun tahu, yaitu : “Tiada Tuhan selain Allah.” Tetapi yang kita cari, maknanya yang lebih dalam. Banyak buku Islam yang mengulas tentang ini, Tetapi jangan lupa buku wajib yang harus kita miliki, yaitu Qur’an berikut terjemahannya dengan kumpulan hadist-hadist shahih. Dan kalau mereka yang merasa belum benar-benar mencintai Rasulullah, ada baiknya mempelajari sejarah hidup Rasulullah.
Memang saya akui, agak berat untuk memulai belajar, terutama mengenai agama, apalagi bagi mereka yang hari-harinya diisi dengan hal-hal dunawi, akan terasa lebih susah lagi. Nah, disinilah kita dicoba, karena untuk mengalahkan nafsu yang bersemayam dalam diri kita. Ingat pesan Rasulullah, yang intinya mengatakan bahwa nafsu untuk mengontrol diri sendiri lebih sulit dibanding perang badar yang sangat besar. Cobalah terus berusaha memperbaiki diri sendiri. Jangan menunggu Petunjuk. Petunjuk memang datang dari Allah, tetapi apabila kita memulainya dari sekarang untuk mengupayakan mencari petunjuk (kebenaran) tersebut, mudah-mudahan Allah akan membantu usaha kita. Kebenaran yang kita peroleh melalui usaha sendiri lebih baik daripada mendapatkannya kebenaran tersebut dari pengalaman oleh orang lain.
Sebahagian besar kesalahan umat islam di Indonesia ini, disebabkan kebodohannya. Apakah kita enggak tersinggung tuh dibilang umat yang bodoh oleh bangsa lain !!! Mari kita buktikan, bahwa umat Islam-lah yang terbaik dimuka bumi ini. Umat yang membawa kebahagian dunia dan akhirat. Umat yang diridhoi oleh Allah SWT. Lihat sejarah, tanpa lahir Islam, manusia sudah dipastikan tidak berbeda dengan hewan. Bahkan lebih bejat dari hewan. Islam adalah agama universal, yang akan terus berkembang sesuai dengan tuntutan jaman. Tidak ada hukum selain hukum Allah. Allah-lah pemilik hukum, manusia wajib menjalankan hukum yang ditentukan oleh Allah. Memang amat jauh berbeda bagi orang yang mengetahui dengan yang tidak mengetahui. Tidak ada perubahan kehidupan yang berarti bagi suatu kaum, bila kaum tersebut tidak mau berusaha merubah dirinya sendiri.
Indonesia bisa berubah, apabila pemerintah mau memfokuskan perhatiannya hanya pada perbaikan akhlak masyarakat. Kemajuan dibidang ekonomi, tidak berguna bila tidak diimbangi dengan perbaikan akhlak manusianya. Kemajuan dalam bidang industri juga demikian. Dan segala sesuatu kegiatan dalam roda pemerintahan, haruslah dipegang oleh orang-orang yang memiliki akhlak mulia. Kita semua punya contoh tauladan yaitu baginda Rasulullah saw, mengapa kita mencontoh teori-teori atau bangsa-bangsa lain yang jauh dari hukum-hukum Allah. Allah Maha Pemelihara, Allah Maha Pencipta, hanya Dia-lah yang mengetahui sesuatu yang tersembunyi dan yang tampak. Dia-lah yang mengetahui kejadian terdahulu, sekarang maupun yang akan datang. Dia-lah raja di atas raja di dunia ini. Tidak ada penguasa tertinggi selain Allah. Hanya Dia-lah tempat kita bermohon, tidak ada yang lain. Mari kita sama-sama mempelajari perkataan-perkataan Allah melalui Al-Qur’an, hanya itulah sumber hukum yang terbaik.

No comments: